Awas... 78 Ibu Rumah Tangga Terkena HIV-AIDS

Friday, July 13, 2012

Kaum perempuan nahdliyin harus berperan aktif dalam penanggulangan HIV/AIDS. Di Jepara sudah ditemukan 278 kasus, dan 78 di antaranya menimpa ibu rumah tangga.  ''Fenomena gunung es kasus HIV/AIDS sangat memprihatinkan. Mari kita turut berperan aktif dalam menyelamatkan keluarga dan masa depan bangsa, dengan ikut menyebarluaskan upaya penanggulangan HIV-AIDS,'' kata Ketua PC NU Jepara, Drs KH Asyhari Syamsuri MM saat membuka Seminar Penanggulangan HIV/AIDS pada Perempuan Nahdliyin di Lantai 2 Gedung NU Jl Pemuda No 51 Jepara, pekan lalu.

Seminar hasil kerja sama Fatayat-Muslimat NU dan Dinas Kesehatan  menghadirkan tiga narasumber, M Munfaat SAg (kepala MA Al Ma'arif Jepara), Sujiningsih (Pengurus PC Muslimat NU Kabupaten Jepara), dan Bambang Hadi Kusdiyanto SKM MKes (staf Pemberantasan Pengakit Menular/P2M, Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara).
Asyhari minta, peserta tidak hanya menyosialisasikan penanggulangan HIV AIDS pada kalangan Fatayat dan Muslimat NU saja, melainkan kepada seluruh keluarga Nahdliyin dan masyarakat luas.

Tanggung Jawab

Hal senada dikemukakan Ketua Panitia yang juga Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Jepara, Imronah Hananik SPd. ''Ibu atau keluarga punya tanggung jawab besar terhadap perkembangan dan masa depan anak. Kami berharap, pengurus PAC segera menyebarluaskan kepada anggota dan pegurus ranting,'' kata Imronah.

Bambang memaparkan, sejak 1997 hingga April 2012, di Kabupaten Jepara ditemukan 278 kasus HIV-AIDS. Perinciannya, 78 HIV, dan 198 AIDS. Mereka terdiri atas 115 laki-laki (41 persen), dan 163 perempuan (59 persen).
Kondisi terakhir, 150 pengidap masih hidup, dan 128 sudah meninggal.  Usia mereka mulai 0 hingga 60 tahun. Paling banyak usia remaja dan produktif. Usia 16-25 tahun (57), 26-40 (158), dan 41-60 (38).  Mereka yang terkena, 78 ibu rumah tangga, 60 PSK, 11 buruh, swasta 88, pegawai 6, nelayan 2, sopir 8, dan anak 25.

''HIV AIDS sudah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat di seluruh kecamatan. Dari 21 puskesmas, hanya Bangsri II yang belum ditemukan kasus. Paling menonjol Puskesmas Jepara sebanyak 36 kasus,'' papar Bambang.

Penyebaran paling banyak HIV-AIDS melalui hubungan seks berganti-ganti pasangan 89 persen, homosex 1 persen, pengggunaaan jarum suntik narkoba 1 persen, dan perinatal (ibu hamil, melahirkan dan menyusui) 9 persen. Para narasumber mengingatkan, untuk mencegah meluasnya epidemi HIV AIDS, dengan menjaga pola hidup dan hubungan yang baik, dengan menghindari segala perbuatan yang mengundang risiko. Sebab, sampai sekarang, secara medis belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS.

Selain itu, juga ikut menjaga kenyamanan hidup bersama, dengan tidak memberikan stigma (cap) yang negatif terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Sebab, banyak di antara penderita adaah korban yang tidak berdosa. Misalnya, ibu rumah tangga yang baik-baik dan anak-anak.(kar-36)
Read more ...

Kerajinan Ukir Jepara, Maju Sekaligus Mundur

 
 
Kerajinan Jepara mengalami kemajuan sekaligus kemunduran. Di satu sisi, minat mengembangkan desain kerajinan meningkat tapi di sisi lain minat menekuni ukiran menurun.

Achmad Zainudin K, perajin mebel anak asal Jepara mengatakan, perkembangan desain bisa dilihat dari karya para perajin generasi muda. Desain mebel sebagai salah satu bentuk kerajinan mulai beragam.

"Memang tidak berubah secara radikal. Tapi mulai ada desain baru. Tetap mengangkat unsur lokal tapi ada pengembangan," ungkap Zainudin saat ditemui Kompas.com, Kamis (12/7/2012) di Jepara.

Perkembangan desain sedikit banyak dipengaruhi oleh adanya Sekolah Tinggi Teknologi Desain (STTDNU). Alumni STTDNU banyak yang bergelut di dunia kerajinan. Mereka juga membangun komunitas bernama Desain Jepara (DJ).

"Di komunitas, mereka berbagi sekaligus bisa mensosialisasikan desain-desain baru. Ini bisa memacu bentuk kerjasama baru antara desainer dan perajin. Ini hal yang positif sebenarnya," papar Zainuddin.

Di sisi lain, berkurangnya minat generasi muda untuk mengukir diungkapkan oleh Intiyah, pengukir perempuan Jepara berusia 33 tahun yang sudah menekuni seni ukir sejak usia 17 tahun.

"Minat yang muda-muda untuk mengukir itu sudah berkurang. Kalau dulu, dari 10 orang, 8 berminat belajar mengukir. Sekarang itu dari 20 malah cuma 5 yang berminat mengukir," ungkapnya.

Sutrisno, perajin lain, mengungkapkan bahwa berkurangnya minat disebabkan karena proses belajar mengukir yang membutuhkan waktu lama. Untuk bisa mencapai tahap mengukir relief, bisa butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk menjadi ahli.

"Lalu juga karena yang muda memang sudah tidak dekat dengan ukiran," kata Sutrisno. Banyak keluarga yang sukses di industri mebel pada tahun 90-an namun lupa mengenalkan penerusnya pada ukiran.

Kreativitas dalam mendesain memang perlu diapresiasi. Namun, berkurangnya minat generasi muda dalam mengukir juga perlu diwaspadai. Pasalnya, Jepara terkenal dengan seni ukirnya. Punya desainer tapi tak punya pengukir, ibarat perencana tak punya eksekutor.

"Kalau sampai tidak ada yang belajar mengukir, ya akibatnya pada kerajinan ukir itu sendiri. Nanti Jepara tidak ada kerajinan ukir lagi kalau begitu," papar Intiyah.

Sutrisno mengatakan, diperlukan upaya untuk meningkatkan minat generasi muda dalam mengukir. Salah satu caranya adalah menggelar kompetisi ukir tanpa dibatasi tema sehingga setiap orang bebas membuat karya.

http://regional.kompas.com/read/2012/07/13/06201271/Kerajinan.Ukir.Jepara.Maju.Sekaligus.Mundur
Read more ...

Subsidi BBM Karimunjawa Membengkak

Thursday, July 5, 2012

Subsidi bahan bakar minyak (BBM) berupa solar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Karimunjawa dari APBD Semester Kedua 2012 ini membengkak. Bila pada perhitungan awal dengan menggunakan solar bersubsidi sokongan APBD dari pertengahan sampai akhir tahun ini Rp 225 juta, maka kini membengkak menjadi Rp 925 juta.
Pembengkakan subsidi itu tak lepas dari aturan Pertamina yang meminta semua PLTD di Karimunjawa menggunakan solar nonsubsidi. Terdapat enam PLTD di Kecamatan Karimunjawa, yaitu PLTD Nyamplungan, PLTD Karimunjawa, PLTD Kemujan, PLTD Parang, PLTD Nyamuk, dan PLTD Genting. Semua PLTD itu juga sedang dalam kondisi butuh pasokan solar untuk menjamin listrik di empat desa di Karimunjawa tetap menyala dengan segala keterbatasannya.
Wakil Bupati Subroto mengemukakan, Pemkab sepekan lalu menerima surat dari Pertamina yang meminta agar solar untuk PLTD menggunakan nonsubsidi dengan harga Rp 8.500 per liter atau setelah sampai Karimunjawa menjadi Rp 9.500 per liter. Sebelumnya PLTD menggunakan solar bersubsidi dengan harga Rp 4.500 per liter atau menjadi Rp 5.200 per liter.
''Mau tidak mau permintaan dari Pertamina itu harus dipenuhi. Efeknya, subsidi Pemkab tentu saja membengkak,'' tandas Subroto, kemarin.
Dia mengungkapkan, telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna mencari solusi atas masalah itu. Karena keterbatasan ketersediaan solar, langkah darurat yang bisa dilakukan saat ini mengurangi jam operasi PLTD dari semula pukul 18.00-06.00 dipotong separo menjadi pukul 18.00-24.00.
''Saat ini kami sedang dalam proses membahas APBD Perubahan untuk alokasi subsidi solar Karimunjawa yang membengkak itu,'' ujar Subroto.
Di sisi lain, Pertamina menambah kuota solar untuk Karimunjawa yang terpenuhi lewat Stasiun Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Ujungbatu dan SPBN Kedungmalang, dari kuota lama 225.000 liter per bulan menjadi 328.000 liter per bulan. Khusus untuk kebutuhan nelayan Karimunjawa, per bulan 145.000 liter.
''Khusus selisih harga solar di daratan Jepara dengan Karimunjawa rata-rata Rp 1.000 per liter, Pertamina berharap, harga itu sama dan normal seperti di SPBU. Tentu saja selisih harga itu perlu ada subsidi dari Pertamina,'' tandas Subroto. (H15-57)
Read more ...

Kudus dan Jepara Kembali Raih Adipura

Wednesday, June 6, 2012

Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara kembali meraih penghargaan Adipura tahun 2011 - 2012 untuk kategori kota sedang.

Pada masa kepemimpinan Bupati Kudus H Musthofa, apresiasi pengelolaan lingkungan hidup dari pemerintah pusat itu juga pernah diterima pada tahun 2008 dan 2009. Bahkan Kabupaten Jepara berhasil mencatatkan prestasi besar dengan meraih penghargaan adipura yang ke delapan kali berturut-turut.

Penghargaan Adipura tahun ini akan diberikan langsung oleh Presiden SBY di Istana Negara pada Selasa (5/6).

Pelaksana Tugas Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris menyatakan, Kota Keretek merupakan satu dari 34 kota kategori sedang lainnya di Indonesia yang menerima penghargaan tersebut.

’’Ini merupakan kemenangan seluruh masyarakat Kudus,’’ katanya.

Kabar penghargaan diterima pada 1 Juni lalu secara lisan dari pejabat terkait. Setelah itu, pihaknya mendapat kabar resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup. ’’Pemkab akan menerima penghargaan langsung dari Presiden SBY,’’ jelasnya.

Ditambahkannya, kegagalan mendapatkan Adipura pada 2010 benar-benar melecut semua pihak untuk dapat kembali meraihnya. Tujuannya tentu tidak hanya untuk mendapatkan penghargaan, tetapi menciptakan lingkungan yang lebih asri, bersih dan sehat.

Bukan persoalan mudah untuk memperoleh Adipura tahun ini. Selain harus menggenjot semangat warga untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan, sejumlah sistem pengelolaan sampah juga telah dibenahi. Pada dua kali penilaian, yakni bulan September dan Mei, diyakini mendapatkan hasil cukup baik.

’’Salah satunya sampah yang ada di tempat-tempat publik maupun tempat pembuangan akhir, dapat dikelola dengan baik,’’ imbuhnya.

Beberapa pekerjaan rumah masih tetap dimiliki masyarakat Kudus. Salah satunya, upaya meningkatkan kebersihan pada beberapa pusat publik, seperti pasar dan jalan-jalan protokol.

’’Kesadaran masyarakat untuk dapat ikut terlibat di dalamnya juga sangat berperan penting,’’ ungkapnya.

Sam’ani berharap agar Adipura tidak dipandang sebagai salah satu simbol kemenangan bagi pihak tertentu. Dia menegaskan, itu sebagai bukti ’’guyub’’-nya masyarakat Kudus dalam mengelola kebersihan lingkungan.

’’Adipura diharapkan dapat tetap mendorong penciptaan lingkungan yang lebih bersih dan sehat pada masa mendatang,’’ ujarnya.

Delapan Kali

Sementara itu,

Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan (Ciptaruk) Jepara Suyatno menjelaskan, Jepara dipastikan mendapat penghargaan Adipura untuk kategori kota sedang. Penghargaan itu adalah yang ke delapan kali berturut-turut.

’’Kami sudah dapat kiriman pesan layanan singkat mengenai hal itu pada Sabtu (2/6). Tinggal menunggu kiriman faksimili, kemudian nanti berangkat besok (hari ini-Red). Yang berangkat nanti Bupati Jepara Ahmad Marzuqi. Biasanya didampingi saya dan juga asisten,’’ ucap Suyatno.

Ditanya ranking ke berapa, Suyatno belum bisa memberikan jawaban. Dia menjelaskan pemberitahuan awal hanya berupa mendapat penghargaan. Untuk detail ranking dan poin diketahui pada saat penyerahan penghargaan yang rencananyya dilangsungkan Selasa (5/6) di Istana Negara.

’’Biasanya di tempat duduk tamu undangan ada nomornya. Dari situ bisa diketahui dapat ranking. Penyerahannya nanti akan dilakukan Presiden SBY. Terkait Adipura Kencana, kami belum bisa memastikan apakah dapat atau tidak,íí jelas Suyatno. (H8,H75-32)
Read more ...

Pendapatan Daerah 2011 Lebihi Target

Wednesday, May 23, 2012

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara menggelar rapat paripurna pembahasan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2011 di gedung Dewan, kemarin. Salah satu laporan yang disampaikan Bupati Ahmad Marzuqi kepada legislatif adalah total pendapatan daerah Rp 1,17 triliun atau 102,55% dari rencana Rp 1,14 triliun.
Adapun total belanja yang direncanakan Rp 1,20 triliun terealisasi 93,5% atau Rp 1,13 triliun, sehingga terdapat penghematan Rp 78,73 miliar. Dari perbandingan realisasi pendapatan dan realisasi total belanja ini, APBD 2011 mengalami surplus Rp 39,96 miliar.
’’Laporan keuangan ini telah diaudit BPK pada awal tahun ini. Hasilnya memperoleh opini wajar tanpa pengecualian,’’ ucap Marzuqi.
Dalam rapat paripurna yang dipimpin langsung Ketua DPRD Yuli Nugroho itu, Bupati membacakan laporan  setebal 45 halaman.  Program pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas.
’’Tahun lalu, persentase kelulusan SD 100%, dibarengi kelulusan SMP/MTs 99,27%, dan SMA/MA/SMK 99,9% atau di atas rata-rata nasional 99,23%,’’ ungkap Marzuqi.
Di bidang kesehatan, Marzuqi melaporkan realisasi Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Daerah (Jamkesmasda) naik dari Rp 5,29 miliar sepanjang 2010 menjadi Rp 7,76 miliar pada 2011. ’’Lalu Jaminan Persalinan (Jampersal) dengan anggaran lebih dari Rp 4 miliar dari Pemerintah Pusat, sepanjang 2011 untuk kelahiran 21.817 bayi,’’ tuturnya.(H75-57)
Read more ...

Snorkeling, Dua Pelajar Tewas

Dua pelajar SMK Negeri 1 Karimunjawa tewas saat ber-snorkeling di perairan Tanjung Gelam Karimunjawa, Senin (21/5) petang. Keduanya adalah Agung Sudarso (17), warga Desa/Kecamatan Karimunjawa dan Nur Saifudin (18), warga Desa Bangsri RT 6 RW 17 Kecamatan Bangsri.
Jenazah Nur Saifudin, Selasa (22/5) pukul 15.10 tiba di Dermaga Pantai Kartini dengan diangkut Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Muria untuk kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Bangsri.
Snorkeling adalah aktivitas berenang di permukaan air dengan menggunakan selang yang menyembul di atas air untuk saluran bernapas. Agung dan Saifudin berasal dari satu sekolah. Mereka sudah mengikuti ujian nasional beberapa waktu lalu.
Berdasarkan penuturan kakeknya H Suharto, beberapa waktu lalu Nur Saifudin mengajak ibunya, Suratmi dan adik kandungnya, Ali Sofyan ke Karimunjawa. ’’Ibu dan adiknya tidak pernah ke Karimunjawa, lalu dia setelah ujian nasional dan menunggu pengumuman kelulusan  mengajak ibu dan adiknya berlibur. Setelah itu kami mendapatkan kabar Nur Saifudin meninggal,’’ kata Suharto saat menunggu kedatangan jenazah di Dermaga Pantai Kartini.
Masih Syok
Jenazah tiba di Dermaga Pantai Kartini dengan diantar rekan-rekan korban dari SMK Negeri 1 Karimunjawa. Ali Sofyan tampak masih syok, sementara ibunya, Suratmi pingsan dan dipapah petugas dari Kantor Pelabuhan Jepara menuju mobil ambulance yang siap membawa ke rumah duka.
Suharto menuturkan, Nur Saifudin sejak kecil menjadi yatim. Ia merupakan putra sulung dan Ali Sofyan adalah adik satu-satunya. Karena merasa akan lulus, ia mengajak ibu dan adiknya ke Karimunjawa, namun Senin petang ia tewas saat ber-snorkeling.
Camat Karimunjawa Nuryanto mengatakan, telah melaporkan kejadian tersebut ke Pemkab. ’’Informasi yang kami peroleh, dua anak yang meninggal ini izin ke kedua orang tuanya untuk ber-snorkeling pada pukul 16.30, namun tak pulang sampai matahari tenggelam dan ditemukan tewas,’’ kata Nuryanto. (H15-15)
Read more ...