Pemerintah Kabupaten Jepara tidak meninggalkan pedagang pasar Mayong pada proses relokasi ke bangunan baru. Dinas Koperasi UMKM dan Pengelolaan Pasar melibatkan paguyuban pedagang dalam penentuan zonasi jenis pedagang. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Arif Darmawan saaat ditemui di kantornya Rabu pagi (9/2). Sebelumnya, Komisi B DPRD Jepara meminta peguyuban pedagang diajak berembug untuk mematangkan rencana tersebut. Poin paling krusial dalam relokasi tersebut menyangkut penempatan pedagang sembako yang semula direncanakan menempati lantai dua. Pertimbangannya, ketika belanja kebutuhan pokok, pembeli akan melewati lantai satu sehingga memperbesar kemungkinan belanja di luar sembako.
“Namun kami akomodatif terhadap keinginan pedagang sehingga penempatan mereka kami penuhi di satu sebagaimana aspirasi yang disampaikan,” kata Arif.
- WELCOME JEPARA IS THE BEST FURNITURE CITY IN THE WORLD
- FLORA AND FAUNA Flora and Fauna Relief contains a variety of animals
- RAMAYANA This relief tells the Ramayana story. Traveling Rama, Lakshmana and Shinta
- KARNO TANDING This relief drawing the Baratayuda War, betwen Astino and Amarto
- THE LAST SUPPER This Relief based on the famous painting by Leonardo da Vinci
- GEROBAK SAPI Natural situation of rural Indonesia
- HAYAM WURUK Travelig of Sunda King Entourage to Majapahit
- JOKO TARUB This relief is based on the Indonesia legend story
Furniture Katalog
Little Story
WEATHER REPORT
!-end>!-weather>
Relokasi Pedagang Pasar Mayong Libatkan Pedagang
Friday, February 11, 2011
Dalam beberapa kali sosialisasi, pedagang bersikukuh bahwa keinginan pedagang sembako menempati lantai satu adalah harga mati. Pindahnya pedagang sembako ke lantai satu, membuat beban penampungan di lokasi tersebut menjadi lebih besar dibanding rencana awal. Hal ini berdampak pada sempitnya luasan kios yang akan ditempati. Dengan mengakomodasi perpindahan pedagang sembako, setiap kios hanya akan berukuran 1,5 X 2 meter persegi.
"Apalagi kontruksi bangunan pasar yang dibangun tahun 2010 memang berukuran 4 x3 meter persegi sehingga pembagian luas kios menyesuaikan dengan ukuran itu,” lanjutnya.
Luasan ini menurut Arif akan berdampak pada kesulitan menata display dagangan untuk jenis barang tertentu. Karena itu, jika anggaran masih memungkinkan, dia berharap lanjutan pembangunan pada tahun 2011 ini menggunakan konstruksi dalam ukuran 4 X 4 meter sehingga kios dapat dibagi dalam ukuran 2 x 2 meter.
"Tapi jika pun itu bisa diakomodasi, kami juga harus melakukan sosialisasi kepada para pedagang lagi agar tak timbul persoalan. Pelebaran ukuran kios berdampak pada berkurangnya jumlah kios pada lantai yang sama.
"Ada yang terpaksa harus pindah ke lantai atas,” ungkapnya. (Sulismanto)
Label: Economic