Masyarakat Jepara dihimbau proaktif melapor ke Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Jepara jika menemukan tanda-tanda keberadaan ulat bulu. Himbauan ini disampaikan Kepala Distanak Jepara Ir. Wasiyanto, M.Si di kantornya awal pekan ini, seiring makin meluasnya penyebaran hama tersebut di berbagai daerah, terutama di Jawa Timur. Laporan cepat masyarakat, diyakini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi tidak terkontrolnya serangan ulat bulu.
Meski belum ada laporan resmi ke Distanak Jepara, ternyata serangan ulat bulu sudah terjadi di Jepara. Darono Ardi Widodo, warga Bangsri kepada wartawan mengatakan, sejak akhir pekan lalu serangan ulat jenis ini telah dia temukan di sekitar gedung PGRI Bangsri. Lokasi itu, sering dimanfaatkan sejumlah klub bulu tangkis di Bangsri untuk latihan, termasuk Darono dan teman-temannya.
Menurut Darono, meski keberadaan ulat bulu baru disadari pada Minggu sore, namun jumlahnya cukup banyak. Sebagian ulat bahkan sudah masuk ke dalam gedung di seputar garis lapangan bulu tangkis. Untuk menekan sebaran ulat, Darono bersama rekan-rekannya melakukan pembakaran.
Pengendali Hama Penyakit Tanaman di Distanak Jepara Toto Sugiarto, pihaknya telah melakukan pemantauan dan pengawasan ulat bulu, termasuk mengamati sebaran kupu-kupu. Apalagi di Jepara serangan cukup parah oleh ulat bulu pernah terjadi sepuluh tahun silam di Bumi Perkemahan Pakis Adhi, Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakisaji. Buper Pakis Adhi memang ditanami banyak pohon mangga. Pohon jenis inilah yang dilaporkan banyak diserang ulat bulu.
"Kami juga telah menyiapkan pestisida," lanjutnya.
Serangan besar-besaran ulat bulu, mulai menghebohkan Probolinggo, Jawa Timur sejak satu bulan belakangan dan kini sudah menyebar ke berbagai daerah. (Sulismanto)