
TAHUN 2009 merupakan babak baru bagi keberadaan objek wisata Benteng  Portugis yang terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Jepara.
Sebab, Kementerian PU memberikan alokasi dana sebesar Rp 10 miliar untuk  pengembangan lokasi wisata itu yang memiliki nilai sejarah.
Kabid Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Dinas Pariwisata dan  Kebudayaan (Disparbud) Jepara Zamroni Lestiaza menjelaskan, misi  Kementerian PU memberikan anggaran tidak sampai pada arah pengembangan  wisata. Meski demikian, dengan alokasi dana pengembangan yang relatif  besar itu, Zamroni menjelaskan harus bisa dimanfaatkan untuk mengatrol  daya tarik Benteng Portugis bagi wisatawan.
Dia lantas menjelaskan detail rencana pembangunan fasilitas di Benteng  Portugis, yakni  gapura, plasa, parkir, boulevard, kios, panggung  hiburan, tambatan perahu, areal outbound, kolam renang, gardu pandang,  kampung portugis, sea food resto, tourism information centre, museum,  teater, panggung tertutup, dan tempat bilas.
Pembangunan beragam fasilitas itu dilakukan secara bertahap. Pada 2009  sudah dikucurkan sebesar Rp 150 juta, dilanjutkan pada 2010 dengan dana  sebesar Rp 2,1 miliar, dan tahun 2011 ini mendapatkan Rp 1,5 miliar.
''Hingga tahun ini, pembangunan wisata Benteng Portugis masih pada tahap  penataan lingkungan, meliputi pembangunan jalan, pagar, tempat parkir,  pemasangan paving, dan saluran air,'' kata Zamroni.
Dia menjelaskan, salah satu bangunan yang akan menjadi daya tarik  wisatawan untuk berkunjung adalah Kampung Portugis. Bangunan yang  berfungsi untuk penginapan itu dikonsep mirip bangunan rumah Portugis  tempo dulu, sehingga ketika wisatawan datang, bisa mendapatkan sensasi  masa lampau. Selain itu, bangunan museum juga diharapkan bisa  mempertegas eksistensi Benteng Portugis yang lebih komplit, yakni ada  fungsi edukasi.
''Ada juga rencana pembangunan plasa dan kompleks pertokoan, sehingga  bisa memberikan beragam pelayanan kepada wisatawan. Tapi, pembangunan  itu bersifat stimulan. Artinya, seperti kampung Portugis, Kementerian PU  tidak akan membangun secara utuh, tetapi hanya beberapa unit sehingga  diharapkan muncul investor, baik dari swasta maupun Pemkab Jepara untuk  ikut andil,'' urai Zamroni.
Dengan kondisi itu, lanjutnya, objek wisata Benteng Portugis yang  bernilai sejarah berupa bangunan benteng yang kemungkinan peninggalan  Portugis (masih dalam proses menunggu penelitian Balai Pelestarian  Peninggalan Purbakala -BP3), bisa semakin memikat dengan tambahan  fasilitas yang melengkapi nilai sejarah tersebut.
Kendala
Dia menilai masih ada kendala dalam pelaksanaan pembangunan itu. Menurut  Zamroni, Kementerian PU tidak memberikan kepastian soal akhir dari  proyek pembangunan. Padahal, Pemkab Jepara berharap pada 2012 sudah  selesai proses pembangunan, sehingga bisa segera dimanfaatkan untuk  pengembangan wisata.
''Tak hanya itu, dalam pengucuran anggaran tidak ada kepastian nominal  sehingga setiap tahunnya berbeda-beda. Kami juga harus membuat dan  mengajukan proposal setiap tahun, sehingga proses pembangunan kondisinya  seperti saat ini,'' jelas Zamroni.
Sementara itu, Samsul Arifin, pengamat pariwisata Jepara, menjelaskan  letak geografis wisata Benteng Portugis yang berada di pojok utara  Jepara juga menjadi kendala yang harus mendapat perhatian serius. Karena  itu, Dia berharap pengembangan wisata Benteng Portugis harus dikonsep  secara utuh. Salah satunya adalah keterkaitan seluruh bagian dalam  pembangunan yang bernuansa sejarah.
''Pembangunan ini harus melibatkan banyak pihak, termasuk dari para ahli  seni dan budaya agar tidak terjadi kontradiksi antarbagian yang ada.  Misalnya yang bagian atas itu dikemas kuno kemudian bagian luar  minimalis, tentu kurang tepat. Jadi, harus matang dalam pengembangan  wisata ini,'' ungkap Samsul.
Disinggung soal menarik minat investor untuk masuk, ikut mengembangkan  wisata Benteng Portugis, Dia mengaku belum yakin. Meski demikan, upaya  pengembangan wisata Jepara harus terus dikembangkan sebagai bentuk  kecintaan masyarakat Jepara terhadap daerahnya. ''Melihat kondisi yang  di pusat kota saja belum maksimal. Tapi, selama dipersiapkan dengan  matang untuk pengembangan Benteng Portugis, tetap masih ada peluang.  Kalau orang Jepara tidak mau memberi perhatian, apalagi orang luar,''  tandasnya.
Adapun Masun Duri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara  memberi saran agar Disparbud mulai berkonsentrasi mencari visualisasi  beragam bangunan yang bisa membuat pengunjung merasakan sensasi masa  lalu. (24)
- 
WELCOME
JEPARA IS THE BEST FURNITURE CITY IN THE WORLD
 - 
FLORA AND FAUNA
Flora and Fauna Relief contains a variety of animals - 
RAMAYANA
This relief tells the Ramayana story. Traveling Rama, Lakshmana and Shinta - 
KARNO TANDING
This relief drawing the Baratayuda War, betwen Astino and Amarto - 
THE LAST SUPPER
This Relief based on the famous painting by Leonardo da Vinci - 
GEROBAK SAPI
Natural situation of rural Indonesia - 
HAYAM WURUK
Travelig of Sunda King Entourage to Majapahit - 
JOKO TARUB
This relief is based on the Indonesia legend story 
Furniture Katalog
Little Story
WEATHER REPORT
!-end>!-weather>
Benteng Portugis Bersolek
Tuesday, May 3, 2011
Label: Economic







