Benteng Portugis Bersolek

Tuesday, May 3, 2011




TAHUN 2009 merupakan babak baru bagi keberadaan objek wisata Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Jepara.

Sebab, Kementerian PU memberikan alokasi dana sebesar Rp 10 miliar untuk pengembangan lokasi wisata itu yang memiliki nilai sejarah.

Kabid Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara Zamroni Lestiaza menjelaskan, misi Kementerian PU memberikan anggaran tidak sampai pada arah pengembangan wisata. Meski demikian, dengan alokasi dana pengembangan yang relatif besar itu, Zamroni menjelaskan harus bisa dimanfaatkan untuk mengatrol daya tarik Benteng Portugis bagi wisatawan.

Dia lantas menjelaskan detail rencana pembangunan fasilitas di Benteng Portugis, yakni gapura, plasa, parkir, boulevard, kios, panggung hiburan, tambatan perahu, areal outbound, kolam renang, gardu pandang, kampung portugis, sea food resto, tourism information centre, museum, teater, panggung tertutup, dan tempat bilas.

Pembangunan beragam fasilitas itu dilakukan secara bertahap. Pada 2009 sudah dikucurkan sebesar Rp 150 juta, dilanjutkan pada 2010 dengan dana sebesar Rp 2,1 miliar, dan tahun 2011 ini mendapatkan Rp 1,5 miliar.
''Hingga tahun ini, pembangunan wisata Benteng Portugis masih pada tahap penataan lingkungan, meliputi pembangunan jalan, pagar, tempat parkir, pemasangan paving, dan saluran air,'' kata Zamroni.

Dia menjelaskan, salah satu bangunan yang akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung adalah Kampung Portugis. Bangunan yang berfungsi untuk penginapan itu dikonsep mirip bangunan rumah Portugis tempo dulu, sehingga ketika wisatawan datang, bisa mendapatkan sensasi masa lampau. Selain itu, bangunan museum juga diharapkan bisa mempertegas eksistensi Benteng Portugis yang lebih komplit, yakni ada fungsi edukasi.

''Ada juga rencana pembangunan plasa dan kompleks pertokoan, sehingga bisa memberikan beragam pelayanan kepada wisatawan. Tapi, pembangunan itu bersifat stimulan. Artinya, seperti kampung Portugis, Kementerian PU tidak akan membangun secara utuh, tetapi hanya beberapa unit sehingga diharapkan muncul investor, baik dari swasta maupun Pemkab Jepara untuk ikut andil,'' urai Zamroni.

Dengan kondisi itu, lanjutnya, objek wisata Benteng Portugis yang bernilai sejarah berupa bangunan benteng yang kemungkinan peninggalan Portugis (masih dalam proses menunggu penelitian Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala -BP3), bisa semakin memikat dengan tambahan fasilitas yang melengkapi nilai sejarah tersebut.

Kendala

Dia menilai masih ada kendala dalam pelaksanaan pembangunan itu. Menurut Zamroni, Kementerian PU tidak memberikan kepastian soal akhir dari proyek pembangunan. Padahal, Pemkab Jepara berharap pada 2012 sudah selesai proses pembangunan, sehingga bisa segera dimanfaatkan untuk pengembangan wisata.
''Tak hanya itu, dalam pengucuran anggaran tidak ada kepastian nominal sehingga setiap tahunnya berbeda-beda. Kami juga harus membuat dan mengajukan proposal setiap tahun, sehingga proses pembangunan kondisinya seperti saat ini,'' jelas Zamroni.

Sementara itu, Samsul Arifin, pengamat pariwisata Jepara, menjelaskan letak geografis wisata Benteng Portugis yang berada di pojok utara Jepara juga menjadi kendala yang harus mendapat perhatian serius. Karena itu, Dia berharap pengembangan wisata Benteng Portugis harus dikonsep secara utuh. Salah satunya adalah keterkaitan seluruh bagian dalam pembangunan yang bernuansa sejarah.

''Pembangunan ini harus melibatkan banyak pihak, termasuk dari para ahli seni dan budaya agar tidak terjadi kontradiksi antarbagian yang ada. Misalnya yang bagian atas itu dikemas kuno kemudian bagian luar minimalis, tentu kurang tepat. Jadi, harus matang dalam pengembangan wisata ini,'' ungkap Samsul.
Disinggung soal menarik minat investor untuk masuk, ikut mengembangkan wisata Benteng Portugis, Dia mengaku belum yakin. Meski demikan, upaya pengembangan wisata Jepara harus terus dikembangkan sebagai bentuk kecintaan masyarakat Jepara terhadap daerahnya. ''Melihat kondisi yang di pusat kota saja belum maksimal. Tapi, selama dipersiapkan dengan matang untuk pengembangan Benteng Portugis, tetap masih ada peluang. Kalau orang Jepara tidak mau memberi perhatian, apalagi orang luar,'' tandasnya.

Adapun Masun Duri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara memberi saran agar Disparbud mulai berkonsentrasi mencari visualisasi beragam bangunan yang bisa membuat pengunjung merasakan sensasi masa lalu. (24)