Subsidi BBM Karimunjawa Membengkak

Thursday, July 5, 2012

Subsidi bahan bakar minyak (BBM) berupa solar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Karimunjawa dari APBD Semester Kedua 2012 ini membengkak. Bila pada perhitungan awal dengan menggunakan solar bersubsidi sokongan APBD dari pertengahan sampai akhir tahun ini Rp 225 juta, maka kini membengkak menjadi Rp 925 juta.
Pembengkakan subsidi itu tak lepas dari aturan Pertamina yang meminta semua PLTD di Karimunjawa menggunakan solar nonsubsidi. Terdapat enam PLTD di Kecamatan Karimunjawa, yaitu PLTD Nyamplungan, PLTD Karimunjawa, PLTD Kemujan, PLTD Parang, PLTD Nyamuk, dan PLTD Genting. Semua PLTD itu juga sedang dalam kondisi butuh pasokan solar untuk menjamin listrik di empat desa di Karimunjawa tetap menyala dengan segala keterbatasannya.
Wakil Bupati Subroto mengemukakan, Pemkab sepekan lalu menerima surat dari Pertamina yang meminta agar solar untuk PLTD menggunakan nonsubsidi dengan harga Rp 8.500 per liter atau setelah sampai Karimunjawa menjadi Rp 9.500 per liter. Sebelumnya PLTD menggunakan solar bersubsidi dengan harga Rp 4.500 per liter atau menjadi Rp 5.200 per liter.
''Mau tidak mau permintaan dari Pertamina itu harus dipenuhi. Efeknya, subsidi Pemkab tentu saja membengkak,'' tandas Subroto, kemarin.
Dia mengungkapkan, telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna mencari solusi atas masalah itu. Karena keterbatasan ketersediaan solar, langkah darurat yang bisa dilakukan saat ini mengurangi jam operasi PLTD dari semula pukul 18.00-06.00 dipotong separo menjadi pukul 18.00-24.00.
''Saat ini kami sedang dalam proses membahas APBD Perubahan untuk alokasi subsidi solar Karimunjawa yang membengkak itu,'' ujar Subroto.
Di sisi lain, Pertamina menambah kuota solar untuk Karimunjawa yang terpenuhi lewat Stasiun Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Ujungbatu dan SPBN Kedungmalang, dari kuota lama 225.000 liter per bulan menjadi 328.000 liter per bulan. Khusus untuk kebutuhan nelayan Karimunjawa, per bulan 145.000 liter.
''Khusus selisih harga solar di daratan Jepara dengan Karimunjawa rata-rata Rp 1.000 per liter, Pertamina berharap, harga itu sama dan normal seperti di SPBU. Tentu saja selisih harga itu perlu ada subsidi dari Pertamina,'' tandas Subroto. (H15-57)