Mengukir Kayu Masuk Rekor Muri

Monday, July 19, 2010



Sebanyak 502 pengukir berkumpul di trotoar lapangan Alun-alun Jepara, Sabtu (17/7) sore. Itu kegiatan lomba mengukir kayu dengan jumlah terbanyak, sehingga Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) mencatatnya sebagai rekor baru di Indonesia.

‘’Lomba mengukir dengan jumlah 502 peserta sebagai rekor baru,’’ ujar Deputi Manajer Muri Aryani Siregar saat menghadiri pencatatan rekor tersebut.

Kegiatan itu juga dihadiri Bupati Jepara Hendro Martojo, termasuk para sesepuh yang pernah menjadi guru mengukir pada era 1970-an, seperti Sarno Supodo, warga Desa Senenan, Kecamatan Tahunan serta Suwarno, warga Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan.

Hendro Martojo mengemukakan, kegiatan itu menjadi media untuk melanjutkan tradisi lomba mengukir yang digelar dalam setiap tahun. Namun, tahun ini dibuat pesertanya lebih banyak.

Dia juga menyebutkan, kegiatan itu sebagai kelanjutan dari penerimaan sertifikasi indikasi geografis mebel ukir Jepara dari Ditjen Hak atas Kekayaan Intelektual Depkum HAM, baru-baru ini.

‘’Karya mebel ukir sudah menjadi indikasi geografis Jepara sehingga legalitas pengakuan dari Depkum HAM ini akan menjadi semacam perlindungan atas karya perajin dalam bidang ukir kayu yang terjaga selama ratusan tahun,’’ papar Hendro.
Berbagai Kalangan Lomba mengukir tersebut diikuti peserta dari pelajar sekolah dasar dan madrasah ibtidaiah, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, kalangan mahasiswa hingga umum. Mereka menempati trotoar lapangan alun-alun.

Saat pelaksanaan diguyur hujan lebat. Namun, para peserta tetap bisa bertahan karena panitia sudah menyediakan tratak pelindung.

Walau demikian, peserta menghentikan sejenak kegiatan mengukirnya ketika hujan turun lebih deras disertai angin.

Suwarno, tokoh pengukir kayu Jepara, menilai, kegiatan tersebut sangat positif. Selain memberi tengara kegiatan mengukir sudah menjadi budaya lintas generasi di Jepara, juga untuk mengingatkan nilai penting regenerasi para perajin.

‘’Desain sekarang kian kontemprorer, walaupun yang klasik masih terjaga. Generasi penerus harus tahu dan terampil seperti para pendahulu mereka,’’ ujarnya.
Kegiatan tersebut juga mendapat perhatian dari rombongan pengusaha kayu ukir dari Malaysia yang mengunjungi Jepara sejak Jumat lalu hingga Senin besok. (H15,J4-57)